Wartanews.org || 123 tahun yang lalu, Soekarno sebagai Bapak bangsa Indonesia dilahirkan. Kecerdasan yang dimiliki oleh Soekarno sudah kelihatan sejak kecil.
Lahir dari kalangan pemikir, tidak heran kalau kecerdasannya itu ditularkan dari kemampuan berfikir kedua orangtuanya.
Hasil buah pemikiran Bung Karno diperlihatkan sejak dirinya di bangku sekolah dan kuliah tempat dirinya menuntut ilmu. Sehingga tidak heran buah pemikiran Bung Karno sampai sekarang tetap melekat.
Akan tetapi, tidak semua anak bangsa memahami bahkan mempelajari buah pikiran Bung Karno tersebut. Bahkan mirisnya generasi sekarang sampai ada yang tidak tahu siapa Soekarno.
Pada moment hari Bung Karno ini, Jurnalis wartain.com mencoba mengunjungi salah seorang tokoh penggagas Founding Father House di Jakarta.
Suko Sudiro, salah seorang pengurus FFH sekaligus tokoh senior Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), mengulas sedikit ajaran dan buah pikiran Bung Karno, untuk diterapkan oleh generasi bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
Ia mengulas, bagaimana sosok Bung Karno menjadi orang yang sangat penting dalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia. Bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka, Bung Karno selalu menyuarakan kemerdekaan dengan mengeluarkan pemikiran-pemikirannya. Sampai-sampai akibat ide, gagasan dan pemikirannya tentang kemerdekaan, Bung Karno sempat diasingkan dan dibuang keluar pulau Jawa.
Selain memiliki gagasan tentang dasar negara yaitu Pancasila, Bung Karno juga mempunyai gagasan Trisakti. Dimana, gagasan tersebut merupakan antitesa dari Kolonialisme, Imperialisme, dan feodalisme.
Gagasan Trisakti memiliki tiga rumusan, yakni berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan.
Isi dari gagasan Trisakti adalah kemerdekaan. Soekarno memahami kemerdekaan sebagai suatu keadaan jiwa yang hidup, bersifat dinamis dan berdiri di atas kaki sendiri.
Dalam aspek eksistensial, gagasan Trisakti lahir dari kesadaran masa lalu Soekarno terhadap penolakan paham-paham kolonialisme, imperialisme, dan feodalisme.
Dalam aspek common sense, gagasan Trisakti tampak ada pengaruh pemikiran nasionalisme dan internasionalisme. Bila dikontekskan saat ini, di Indonesia menunjukkan kondisi adanya keterlibatan kelas kapital transnasional dalam mengatur kebijakan dalam negeri, sebagai dampak masuknya globalisasi di Indonesia.
Hal ini bisa mengancam kelangsungan bangsa Indonesia. Untuk itu perlu memikirkan kembali gagasan Trisakti Soekarno sebagai jalan keluar untuk membangun kemandirian bangsa.
Oleh karenaya, untuk menghindari hal tersebut, perlu kiranya gagasan Trisakti ini disampaikan dan diajarkan kepada generasi penerus bangsa sejak dini, agar mereka paham bagaimana Trisakti ini menjadi senjata yang ampuh bagi kemajuan bangsa dan menyongsong Indonesia emas 2045.
Hal lain yang penting dilakukan adalah, agar bangsa Indonesia memiliki arah yang jelas pasca reformasi, segera kembali ke UUD 1945 dan selesaikan Undang-undang Reforma Agraria.
SELAMAT HARI LAHIR BUNG KARNO!!! (***)
Foto : wartain.com
Editor/Penyunting : Aab Abdul Malik